What is Leadership?
"Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan"
Dubin(1951)
"Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten, dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan"
Humphill(1951)
"Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan"
Stogdill(1948)
"Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain
agar mau bekerja sama sebagai suatu tim dibawah kepemimpinanya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu."
(M. Bakri PA dalam Manajemen Kepemimpinan).
" Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka."
(M. Bakri PA dalam Manajemen Kepemimpinan).
" Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka."
Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan
Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing
the task related activities of group members. Bisa di simpulkan bahwa Kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang
harus dilakukan dalam suatu proses mencapai suatu tujuan.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin agar dapat
membawa organisasinya ke arah pencapaian tujuan secara efektif dan efisien adalah tidak ada satu gaya kepemimpinan yang pas untuk semua
situasi. Efektivitas gaya (style) sangat tergantung pada situasi orang-orang
yang dipimpin, serta variabel-variabel lainnya.
Tingkah
laku komandan militer merupakan cerminan dari peran yang diharapkan, baik oleh
dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Tingkahlaku komandan militer akan
berbeda dengan tingkahlaku kepala sekolah, karena peran yang diharapkan
berbeda.
Menurut Tanenbaum dan Schmidt, paling
tidak ada 4 dorongan dari dalam yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu:
a.
Nilai-nilai yang dianut
b.
Rasa percaya diri terhadap bawahan
c.
Kecenderungan-kecenderungan yang dianutnya tentang kepemimpinan
d.
Perasaan aman di dalam situasi yang
tidak menentu
Perkembangan kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi
sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi
sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau
beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif
daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih
menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang
kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil.
Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam
keadaan – keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan
terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar.
Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang
bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus diambil dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Munculnya seorang pemimpin merupakkan hasil dari
suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok
tersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan
besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya
pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang diharapkan menjadi
pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk mencapai
tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.
Fungsi Kepemimpinan
1.
Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)
Sering kali disebut sebagai administrator atau
manajer. Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan,
dia memempin dan mengawasi tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan
membuat keputusan-keputusan yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan.
Kepemimpinan ini banyak ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat
kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi
tersebut.
2.
Pemimpin sebagai penengah
Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan
terletak di tangan pemimpin dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara
khusus. Ini dikenal dengan pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya dalam
bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit.
3.
Pemimpin sebagai penganjur
Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau
sebagai pengarah opini merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka
bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. Penganjur
adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia
merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.
4.
Pemimpin sebagai ahli
Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai
instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam
hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya
berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam
kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan
sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena mereka mempunyai
pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain.
5.
Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam
lingkungan kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang
sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan
demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.
Tipe
– tipe kepemimpinan
1.
Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang
otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menunjuukkan sikap yang menonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
·
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain di dalam
organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
martabat mereka.
·
Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
·
Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan adalah:
·
Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.
·
Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
·
Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
·
Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn
oleh
bawahan.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat
dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat
agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang
tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau
seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau
panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin
ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3.
Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur
yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin
yang kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun
para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan
oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.
Tipe Demokratis
a.
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan
integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga
menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak
harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
c.
Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d.
Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.
Ciri
– ciri Kepemimpinan
Banyak ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan yang
ditampilkan oleh para pakar yang meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri
intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Dr.W.A. Gerungan telah mengetengahkan ciri-ciri
yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang baik dan dijadikan perhatian para
penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan terhadap calon-calon pemimpin
dalam latihan-latihan kader kepemimpinan.
Penjelasannya
sebagai berikut:
1.
Persepsi Sosial
Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan
dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota
kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan.
Persepsi sosial ini terutama diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat
melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokkan yang menyeluruh
dari keadaan-keadaan didalam dan diluar kelompok.
2.
Kemampuan berpikir abstrak
Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan
indikasi bahw seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak
yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus
dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan
kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok
dalam hubungannya degan tujuan kelompok.
Ini berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan
menganalisis didampingi oleh kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta-fakta
interaksi sosial didalam dan diluar kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan
taraf intelegensia yang tinggi pada seorang pemimpin yang harus diarahkan oleh
persepsi sosial yang telah diterangkan diatas.
3.
Keseimbangan emosional
Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan.
Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emoional yang
berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian
kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis.
Dan ini bukanlah suatu
kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam
ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat
bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan
emosional ini diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan
keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan
dengan sukses.
Teori
Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi
pemimpin atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang
kepemimpinan, di antaranya ialah :
1.
Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan
"leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan
bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia
akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin.
2.
Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders
are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan
sebaliknya yaitu : "Leaders are made and not born". Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3.
Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori
genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya
telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua
teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Hambatan
dalam kepemimpinan
1.
Fakor internal
Kurangnya
motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil, tidak percaya diri,
takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin.
2.
Fakor eksternal
Tidak
adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan,
terlalu banyak tekanan.
referensi :
Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1987.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1987.
Kepemimpinan.pdf oleh Rahayu Ginintasasi, Universitas Pendidikan Indonesia
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf)
Manajemen Kepemimpinan.ppt oleh M. Bakri P.A
(http://www.slideshare.net/conesti08com/manajemen-kepemimpinan)
Manajemen Kepemimpinan.ppt oleh M. Bakri P.A
(http://www.slideshare.net/conesti08com/manajemen-kepemimpinan)
0 comments:
Post a Comment