Stres adalah suatu kondisi anda yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang
melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang
terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks
negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat
menawarkan potensi hasil. Sebagai
contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan
tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu
pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa
stres adalah sebuah tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di
lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres
yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan
dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres
tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding
stres yang menjadi hambatan.
1.1 Faktor yang menimbulkan
stress
A. Kepribadian Ekstrovert dan
Introvert
Invidivu yang memiliki kecendrungan
ekstrovert, mereka memandang dunia secara ‘keluar’. Pribadi ekstrovert adalah pribadi yang senang
berada di tengah keramaian. Energinya terkumpul ketika berbicara dan
berinteraksi dengan banyak orang. Ketika sedang berada di keramaian seorang
ekstrovert seolah-olah juga sedang mengisi tenaganya. Oleh karena itu jika
seorang ekstrovert sedang stress maka dia akan cenderung
memilih untuk berinteraksi dengan banyak temannya, dengan kegiatan seperti
pergi ke tempat rekreasi, nonton, atau sekedar jalan-jalan. Seorang ekstrovert tidak nyaman dengan
suasana sepi. Suasana sepi bagi seorang ekstrovert
malah akan membuatnya makin tertekan.
Introvert sebaliknya, pribadi introvert memandang dunia ‘kedalam’. Bagi
mereka keramaian membuat tenaga mereka cepat hilang. Oleh karena itu biasanya
mereka hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian diam. Ketika sedang stress, introvert lebih senang menyendiri atau hanya mau berbagi kepada
orang yang mereka percaya. Bagi introvert
suasana sepi adalah suasana yang nyaman dimana mereka bisa mengisi energi
mereka. Selain itu, biasanya para introvert hanya berbicara seperlunya
dan hanya berbicara mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan. Pada kadar
yang tinggi orang introvert
jika ditanya akan diam terlebih dahulu memikirkan apa yang akan
mereka ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
B. Fleksibel dan Rigid
Tipe orang yang feksibel adalah mereka yang selalu
tepat mengkondisikan diri mudah beradaptasi, dimana mereka ada mudah untuk
menyesuaikan diri, luwes, tidak kaku dan mudah bergaul. Hal ini menggambarkan
bahwa pribadi yang fleksibel tidak mudah untuk mengalami stres, karena
kemampuan mereka yang bisa beradaptasi dengan keadaan. Sedangkan rigid
kebalikannya memiliki sifat yang kaku, dan hal ini akan bisa membuat pribadi
rigid mengalami stres dengan mudah. Karena jika ada ‘suatu’ hal yang menurutnya
tidak berjalan semestinya, maka akan menimbulkan stres bagi pribadi rigid
tersebut.
C.
Over
Activity atau Agresi
Stres sering berpuncak pada kemarahan atau
agresi.Sebenarnya agresi jarang terjadi namun apabila terjadi hal itu hanyalah
berupa respon penyesuaian diri. Contohnya adalah mencari kambing hitam,
menyalahkan pihak lain dan kemudian melampiaskan agresinya kepada sasaran itu.
Kecakapan
:
Bagaimana individu yang menangani
suatu masalahnya.
Nilai dan
Kebutuhan :
Sosialisasi, adaptasi, dan internalisasi, apabila individu tidak mampu melakukan hal tersebut, maka hal tersebut akan menimbulkan stres.
Sosialisasi, adaptasi, dan internalisasi, apabila individu tidak mampu melakukan hal tersebut, maka hal tersebut akan menimbulkan stres.
Reaksi dalam stress
Flight : Lari dari masalah yang sedang dihadapi. Individu melihat masalah sebagai hal yang tidak bisa terelakan, tetapi memilih tidak menyelesaikan masalah karena berbagai faktor.
Fight : Individu jika di hadapkan pada
suatu masalah ia tidak hanya diam, mereka yang memilih untuk fight punya
semangat untuk menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah tersebut.
Teknik Penenangan Pikiran
A. Meditasi
Meditasi
adalah Kegiatan relaksasi yang melibatkan pengosongan pikiran dari semua hal
yang menarik, membebani, mengganggu maupun mencemaskan dalam hidup kita
sehari-hari, meditasi adalah kegiatan perjalanan perubahan dalam pikiran,
memikirkan, merenungkan.Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental
terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis,
menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi,
menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.
Dengan
kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk
yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan
kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu.Kita mulai paham bahwa
hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang
tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan.
Dalam
keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak
mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.Setiap orang dapat secara bebas
memberikan nilai-nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi kehidupannya. Oleh
karena hanya dengan mempraktekkan meditasi dalam hidup, orang bisa merasakan
manfaat suatu perjalanan meditasi.
B.
Autogenik
Relaksasi autogenik adalah
relaksasi yang ditimbulkan sendiri. Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran
berperasaan tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga
timbulnya kenangan tentang peristiwa yang akan menimbulkan pula penghayatan
dari gambaran perasaan yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha
mengaitkan penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan
ketegangan, sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang
tetap menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan
ketegangan.
C.
Neuromuscular
Relaksasi
neuromuscular adalah satu program
yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan
komponen-komponen saraf yang mengendalikan aktivitas otot.
Individu diajari untuk secara sadar
mampu merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat. Untuk itu perlu
dikembangkan kesadaran perasaan pikiran tentang bagaimana rasa relaks adn
mempelajari bagaimana perbedaanya jika sedang tegang.
Pengalaman Penulis Mengalami Stres
A. Pengalaman Eustress (Stres Positif)
Pada semester 3-4 berkuliah di
Universitas Gunadarma, saya juga berbagai kegiatan luar kampus ya cukup banyak
seperti kegiatan komunitas sosial, berdagang, dll. Dan hal tersebut menyita
waktu saya untuk bersenang-senang untuk melepas penat. Salah satu pengalaman
stres positif yang pernah saya alami adalah ketika saya harus mengerjakan tugas
kuliah, pekerjaan mendesain, dan tugas untuk membuat laporan komunitas saya
dengan deadline yang hanya beberapa hari dan bersamaan. Hal tersebut membuat
saya pada awalnya ingin meninggalkan beberapa pekerjaan tersebut. Tapi saya
memilih untuk memanajemen waktu dengan lebih baik, dan memikirkan konsekuensi
yang akan saya terima jika saya tidak mengerjakan tugas-tugas tersebut. Dan
tekanan pada kegiatan tersebut menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih kuat
dan pantang menyerah.
B.
Pengalaman stres (negatif)
Ketika
saya masih sma, saat saya di hadapkan dengan beberapa masalah di sekolah dan di
rumah, tekanan yang saya terima belum mampu saya hadapi dengan baik, saya
mengekspresikan nya dengan kegiatan-kegiatan negatif seperti berkelahi,
merokok, hingga membolos sekolah.
referensi
http://www.suryanagapati.com/2012/09/meditasi-penenang-jiwa.html
http://dik2info.wordpress.com/tag/perbedaan-ekstrovert-introvert/
http://berbagiresume.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://id.prmob.net/manajemen-stres/teknik-relaksasi/meditasi-178757.html
0 comments:
Post a Comment